LP dan Askep ca ovarium

Ca Ovarium
1.      Pengertian
Kanker indung telur adalah terjadinya pertumbuhan sel-sel yang tidak lazim (kanker) pada satu atau dua bagian indung telur (Conectique.com, 2008, diakses tanggal 28 Mei 2009).
Kanker indung telur atau kanker ovarium adalah tumor ganas pada ovarium (indung telur) yang paling sering ditemukan pada wanita berusia 50 – 70 tahun. Kanker  ovarium bisa menyebar ke bagian lain, panggul, dan perut melalui sistem getah bening dan melalui sistem pembuluh darah menyebar ke hati dan paru-paru. Kanker ovarium sangat sulit di diagnosa dan kemungkinan kanker ovarium ini merupakan awal dari banyak kanker primer. (Wingo, 1995).
2.      Klasifikasi
Jenis kanker ovarium meliputi:
a.    Epithelial (65% dari semua kanker ovarium).
Tumor epiteal ovarium berkembang dari permukaan luar ovarium,
pada umumnya jenis tumor yang berasal dari epitelial adalah jinak, namun jika terjadi keganasan maka disebut epitelial ovarium carcinomas yang merupakan jenis tumor yang paling sering dan penyebab kematian terbesar dari jenis kanker ovarium. Gambaran tumor epitelial secara mikrokopis tidak jelas teridentifikasi sebagai kanker, dinamakan sebagai tumor borderline atau tumor yang berpotensi ganas. (Ari, 2008)
Berikut adalah beberapa kanker epithelial :
1) Serosa (20%-50%, kebanyakan ganas)
2)  Muscinosa (15%-25%, dapat tumbuh hingga ukuran besar, histologinya bervariasi)
3)  Endometrioid (5%, sekitar 10% berhubungan dengan endometriosisi)
4)  Clear cell (5%, prognosisnya sangat buruk)
5)  Brenner (2%-3%, kebanyakan jinak)
b.  Germ cell (25% dari semua kanker ovarium).
Tumor sel germinal berasal dari sel yang menghasilkan ovum, umumnya tumor germinal adalah jinak meskipun beberapa menjadi ganas, bentuk keganasan sel germinal adalah teratoma, disgermioma dan tumor sinus endodermal  (Ari, 2008).
Germ cell terdiri atas :
ü  Disgermioma
ü  Mixed germ cell tumor
ü  Teratoma imatur
ü  Koriokarsinoma
ü  Endodermal sinus tumor
ü  Embrional karsinoma
c.       Sex cord stromal (5% dari semua kanker ovarium) terdiri atas sel granulosa tumor. Tipe lainnya adalah sertoli-leydig.
Tumor ovarium stromal berasal dari jaringan penyokong ovarium yang memproduksi hormon estrogen dan progesteron, jenis tumor ini jarang ditemukan (Ari, 2008).
Klasifikasi stadium kanker ovarium berdasarkan FIGO (International Federation of Gynecology and Obstetrics
Stadium I terbatas pada 1 / 2 ovarium
I A
 Mengenai 1 ovarium, kapsul utuh, ascites (-)
I B
 Mengenai 2 ovarium, kapsul utuh, ascites (-)
I C
 Kriteria I A / I B disertai 1 > lebih keadaan sbb :
1.      Mengenai permukaan luar ovarium
2.      Kapsul rupture
3.      Ascites (+)
Stadium II perluasan pada rongga pelvis
II A
 Mengenai uterus / tuba fallopi / keduanya
II B
 Mengenai organ pelvis lainnya
II C
 Kriteria II A / II B disertai 1 / > keadaan sbb :
1.      Mengenai permukaan ovarium
2.      Kapsul ruptur
3.      Ascites (+)
Stadium III kanker meluas mengenai organ pelvis dan intraperitoneal
III A
 Makroskopis : terbatas 1 / 2 ovarium
 Mikroskopis : mengenai intraperitoneal
III B
 Makroskopis : mengenai intraperitoneal diameter < 2 cm, KGB (-)
III C
1.      Meluas mengenai KGB
2.      Makroskopis mengenai intraperitoneal diameter > 2 cm
Stadium IV pertumbuhan mengenai 1 / 2 ovarium dengan metastasis jauh.
 Bila efusi pleura dan hasil sitologinya positif dalam stadium 4, begitu juga metastasis ke permukaan liver.
Derajat keganasan kanker ovarium
►    Derajat 1 : differensiasi baik
►    Derajat 2 : differensiasi sedang
►    Derajat 3 : differensiasi buruk
Dengan derajat differensiasi semakin rendah pertumbuhan dan prognosis akan lebih baik.
3.      Etiologi
Tidak jelas apa yang menyebabkan kanker ovarium. Secara umum, kanker dimulai ketika sel-sel sehat mengalami mutasi genetik yang mengubah sel normal menjadi sel abnormal. Sel sehat tumbuh dan berkembang biak pada tingkat yang ditetapkan, akhirnya mati pada waktu yang ditetapkan. Sel-sel kanker tumbuh dan berkembang di luar kendali, dan mereka tidak mati. Adanya akumulasi sel abnormal akan membentuk suatu massa (tumor). Sel kanker menginvasi jaringan terdekat dan dapat pecah dari tumor awal untuk menyebar ke tempat lain dalam tubuh (metastasis). Akan tetapi banyak teori yang menjelaskan tentang etiologi kanker ovarium, diantaranya:
·         Hipotesis incessant ovulation
Teori menyatakan bahwa terjadi kerusakan pada sel-sel epitel ovarium untuk penyembuhan luka pada saat terjadi ovulasi. Proses penyembuhan sel-sel epitel yang terganggu dapat menimbulkan proses transformasi menjadi sel-sel tumor.
·         Hipotesis androgen
Androgen mempunyai peran penting dalam terbentuknya kanker ovarium. Hal ini didasarkan pada hasil percobaan bahwa epitel ovarium mengandung reseptor androgen. Dalam percobaan in-vitro, androgen dapat menstimulasi pertumbuhan epitel ovarium normal dan sel-sel kanker ovarium.
4.      Tanda dan Gejala
Gejala umum bervariasi dan tidak spesifik. Pada stadium awal berupa :
ü  Haid tidak teratur
ü  Ketegangan menstrual yang terus meningkat
ü  Menoragia
ü  Nyeri tekan pada payudara
ü  Menopause dini
ü  Rasa tidak nyaman pada abdomen
ü  Dispepsia
ü  Tekanan pada pelvis
ü  Sering berkemih
ü  Flatulenes
ü  Rasa begah setelah makan makanan kecil
ü  Lingkar abdomen yang terus meningkat.
Pada stadium dini gejala-gejala kanker ovarium tidak khas, lebih dari 70% penderita kanker ovarium sudah dalam stadium lanjut. Gejala kanker ovarium yang sering ditemukan :
Ø  Nyeri perut
Ø  Perut buncit
Ø   Gangguan fungsi saluran cerna
Ø  Berat badan turun secara nyata
Ø  Perdarahan pervaginam yang tidak normal
Ø  Gangguan saluran kencing
Ø  Rasa tertekan pada rongga panggul
Ø  Nyeri punggung
Ø  Penderita bisa meraba sendiri tumor di bagian bawah perut
5.      Faktor Resiko Tejadinya Kanker Ovarium
1.         Obat kesuburan
2.         Pernah menderita kanker payudara
3.         Riwayat keluarga yang menderita kanker payudara dan/atau kanker ovarium
4.         Riwayat keluarga yang menderita kanker kolon, paru-paru, prostat dan rahim (menunjukkan adanya sindroma Lynch II).
5.         Wanita di atas usia 50 tahun
6.         Wanita yang tidak memilki anak (nullipara)
6.      Patofisiologi
Kebanyakan teori patofisiologi kanker ovarium meliputi konsep yang dimulai dengan dedifferentiation dari sel-sel yang melapisi ovarium. Selama ovulasi, sel-sel ini dapat dimasukkan ke dalam ovarium, di mana mereka kemudian berkembang biak. Kanker ovarium biasanya menyebar ke permukaan peritoneum dan omentum.
Karsinoma ovarium bisa menyebar dengan ekstensi lokal, invasi limfatik, implantasi intraperitoneal, penyebaran hematogen, dan bagian transdiaphragmatic. Penyebaran intraperitoneal adalah karakteristik yang paling umum dan diakui dari kanker ovarium. Sel-sel ganas dapat implan di mana saja dalam rongga peritoneal tetapi lebih cenderung untuk menanamkan di situs statis sepanjang sirkulasi cairan peritoneum. Seperti dibahas selanjutnya, mekanisme penyebaran mewakili pemikiran untuk melakukan pementasan bedah, operasi debulking, dan administrasi kemoterapi intraperitoneal. Sebaliknya, penyebaran hematogen secara klinis yang tidak biasa pada awal proses penyakit, meskipun tidak jarang terjadi pada pasien dengan penyakit lanjut.

7.  Pathway
8. Manifestasi Klinis
Gejala kanker ovarium tidak spesifik dan lebih mirip gejala-gejala umum seperti gejala gangguan pencernaan atau kandung kemih. Seorang wanita dengan kanker ovarium dapat didiagnosis dengan cara membandingkan dengan kondisi lain sebelum akhirnya memahami dia menderita kanker.
Kunci utama untuk memahami kanker ovarium adalah tanda-tanda dan gejala yang terus memburuk. Gejala tersebut meliputi gangguan pencernaan, yang cenderung untuk datang dan hilang atau terjadi dalam situasi tertentu atau setelah makan makanan tertentu. Kanker ovarium, biasanya fluktuatif, konstan, dan secara bertahap memburuk.
Studi terbaru menunjukkan bahwa wanita dengan kanker ovarium lebih mungkin dibandingkan perempuan lain untuk secara konsisten mengalami gejala berikut:
1.         Gejala awalnya berupa rasa tidak enak yang samar-samar di perut bagian bawah
2.         Tekanan pada perut, merasa kenyang, bengkak atau kembung
3.         Urinary urgensi
4.         Rasa tidak nyaman atau sakit panggul
5.         Mual
6.         Sembelit
7.         Sering buang air kecil
8.         Kehilangan nafsu makan atau cepat merasa kenyang
9.         Peningkatan ketebalan perut atau pakaian ketat pas di pinggang
10.     Sakit saat hubungan seksual (dispareunia)
11.     Kekurangan energi
12.     Punggung sakit
13.     Perubahan menstruasi
14.     Panggul terasa berat
15.     Perdarahan pervaginam
Ovarium yang membesar pada wanita pasca menopause bisa merupakan pertanda awal dari kanker ovarium. Di dalam perut terkumpul cairan dan perut membesar akibat ovarium yang membesar ataupun karena penimbunan cairan. Pada saat ini penderita mungkin akan merasakan nyeri panggul, anemia dan berat badannya menurun. Kadang kanker ovarium melepaskan hormon yang menyebabkan pertumbuhan berlebih pada lapisan rahim, pembesaran payudara atau peningkatan pertumbuhan rambut.
9.   Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan yang biasa dilakukan:
1.         Pemeriksan darah lengkap
2.         Pemeriksaan kimia darah
3.          Serum HCG
4.         Alfa fetoprotein
5.         Analisa air kemih
6.         Pemeriksaan saluran pencernaan
7.          Laparatomi
8.         CT scan atau MRI perut.
9.         Pemeriksaan panggul.
10.     USG menggunakan frekuensi tinggi gelombang suara untuk menghasilkan gambar dari bagian dalam tubuh.
11.     Pembedahan untuk mengangkat contoh jaringan untuk pengujian
12.     CA 125 tes darah. CA 125 adalah protein yang ditemukan pada permukaan sel kanker ovarium dan beberapa jaringan sehat. Banyak wanita dengan kanker ovarium memiliki tingkat abnormal tinggi CA 125 dalam darah mereka.
10.      Penatalaksanaan
Ø  Pengobatan
Pada umumnya, pengobatan kanker ovarium dilakukan dengan tindakan operasi, lalu dilanjutkan dengan pengobatan tambahan seperti kemoterapi, radioterapi, dan imunoterapi.
1.   Operasi
Pada umumnya dilakukan:
ü  Histerektomi total yaitu mengangkat rahim dengan organ sekitarnya
ü  Salpingo ooporekmitomi yaitu mengangkat kedua ovarium dan kedua saluran tuba fallopii
ü  Omentektomi yaitu mengangkat lipatan selaput pembungkus perut yang memanjang dari lambung ke alat-alat perut
2.   Radioterapi
Teleterapi pelvis dan abdomen dan penetesan isotop radioaktif pada rongga peritoneal digunakan pada wanita dengan kanker ovarium tahap awal (stadium I dan II). Isotop radioaktik (P32) digunakan sebagai terapi residual kanker pada rongga peritoneum. Pasien yang memiliki residu penyakit yang terbatas, kurang dari 2cm, merupakan kandidat utama terapi P32 ini.
3.   Kemoterapi
Penggunaan melphana, 5-FU, thiotepa dan siklosfosfamid secara sistematik menunjukkan aktivitas yang baik. Altretamine, sisplastin, karboplatin, doksorubisin, ifosfamid, dan etoposid juga menunjukkan hasil yang bervariasi dari 27% sampai 78%. Secara keseluruhan, kombinasi terapi sistematik dengan takson, sisplatin, siklofosfamid meningkatkan respon terapi, angka kesembuhan atau kemungkinan hidup.
11.  Pencegahan
Beberapa faktor muncul untuk mengurangi risiko kanker indung telur, termasuk:
  1. Kontrasepsi oral(pil KB). Dibandingkan dengan wanita yang tidak pernah menggunakan mereka, para wanita yang menggunakan kontrasepsi oral selama lima tahun atau lebih mengurangi risiko kanker ovarium sekitar 50 persen, sesuai dengan ACS.
  2. Kehamilan dan menyusui. Memiliki paling tidak satu anak menurunkan risiko mengalami kanker ovarium. Menyusui anak-anak juga dapat mengurangi risiko kanker ovarium.
  3. Tubal ligasi atau histerektomi. Setelah tabung Anda diikat atau memiliki histerektomi dapat mengurangi risiko kanker ovarium.
Perempuan yang berada pada risiko yang sangat tinggi mengalami kanker ovarium dapat memilih untuk memiliki indung telur mereka diangkat sebagai cara untuk mencegah penyakit. Operasi ini, dikenal sebagai profilaksis ooforektomi, dianjurkan terutama bagi perempuan yang telah dites positif untuk mutasi gen BRCA atau wanita yang mempunyai sejarah keluarga yang kuat payudara dan kanker ovarium, bahkan jika tidak ada mutasi genetik yang telah diidentifikasi.
12.  Komplikasi
  1. Penyebaran kanker ke organ lain
  2. Progressive function loss of various organs Fungsi progresif hilangnya berbagai organ
  3. Ascites (fluid in the abdomen) Ascites (cairan di perut)
  4. Intestinal Obstructions Usus Penghalang
Sel-sel dapat implan di lain perut (peritoneal) struktur, termasuk rahim, kandung kemih, usus, lapisan dinding usus (omentum) dan, lebih jarang, ke paru-paru.
KONSEP KEPERAWTAN

1.            PENGKAJIAN
ü  Data diri klien
ü  Data biologis/fisiologis              :  keluhan utama, riwayat keluhan utama
ü  Riwayat kesehatan masa lalu
ü  Riwayat kesehatan keluarga
ü  Riwayat reproduksi                    :  siklus haid, durasi haid
ü  Riwayat obstetric                                   :  kehamilan, persalinan, nifas.
ü  Data psikologis/sosiologis          : reaksi emosional setelah penyakit diketahui
ü  Aktifitas/istrahat
Gejala     : Kelemahan dan/keletihan
  Perubahan pada pola istrahat dan jam kebiasaan tidur pada malam hari; adanya faktor-faktor yang mempengaruhi tidur misalnya nyeri, ansietas.
ü  Eliminasi
Gejala     : Perubahan pada pola defekasi, misalnya nyeri pada defekasi
Perubahan eliminasi urinarius, misalnya nyeri saat berkemih, sering berkemih.
Tanda           : Perubahan pada bising usus, distensi Abdomen
ü  Nyeri/Keamanan
Gejala    : Tidak ada nyeri, atau derajat bervariasi, misalny ketidaknyamanan   ringan  sampai nyeri berat.
ü  Integritas ego
Gejala     : Faktor stress ( keuangan, pekerjaan, perubahan peran) dan cara  mengatasi stress (mis, merokok, minum alcohol, menunda mencari pengobatan, keyakinan religious/spiritual.
                 Masalah tentang perubahan dalam penampilan, misalnya pembesaran  pada daerah pelvis
ü  Seksualitas
Gejala     : Masalah pada seksualitas mis, dampak pada hubungan, perubahan     pada tingkat kepuasan
ü  Makanan/Cairan
Gejala     : Kebiasaan diet buruk (mis.rendah serat, tinggi lemak, aditif, bahan pengawet.
                Anoreksia, mual/muntah
                 Intoleransi terhadap makanan
                 Perubahan pada berat badan; penurunan berat badan hebat, berkurangnya masa otot.
Tanda       : Perubahan pada kelambanan/turgor kulit, edema
2.            DIAGNOSA
1.   Nyeri berhubungan dengan kompresi serabut saraf daerah pelvis.
2.      Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah akibat penekanan usus.
3.      Gangguan eliminasi BAB/BAK berhubungan dengan penekanan pada daerah pelvis
4.      Ansietas berhubungan dengan stress akibat kurangnya pengetahuan tentang penyakit dan pengobatannya.
3.            INTERVENSI
1.   Diagnosa 1
Nyeri berhubungan dengan kompresi serabut saraf daerah pelvis
Tujuan : nyeri dapat terkontrol
Intervensi :
§  Kaji derajat nyeri dalam menggunakan skala 1-10, karakter nyeri, dan lokasinya.
Rasional : pengkajian membantu dalam penepatan tindakan yang tepat.
§  Kaji ulang factor-faktor yang meningkatkan atau menghilangkan nyeri.
Rasional : dapat menunjukan factor pencetus/pemberat.
§  Bantu pasien mendapatkan posisi yang nyaman.
Rasional : posisi yang tidak menekan abdomen menghindari terjadinya nyeri.
§  Ajarkan pasien teknik relaksasi/napas dalam.
Rasional : efektif untuk meminimalkan nyeri.
§  Jelaskan pembatasan aktivitas pada pasien.
Rasional : pemahaman pasien membantu dalam upaya untuk bekerja sama.
§  Kolaborasi pemberian analgetik.
Rasional : analgetik dapat menghilangkan nyeri.
2.      Diagnosa 2
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah akibat penekanan usus
Tujuan : klien akan menunjukkan kebutuhan nutrisi yang adekuat Intervensi :
§  Anjurkan pemberian makanan atau nutrisi dengan porsi kecil tapi sering
Rasional : porsi kecil tapi sering akan lebih memberikan banyak kesempatan bagi pasien untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya
§  Jelaskan pentingnya asupan nutrisi yang adekuat
Rasional : pendidikan kesehatan mengenai nutrisi akan mendorong pasien untuk lebih memperhatikan pemenuhan kebutuhan nutrisinya
§  Timbang berat badan dengan frekuensi sering
Rasional : merupakan indikasi pemantauan adanya perkembangan asupan nutrisi
§  Kolaborasikan pemberian nutrisi dengan ahli gizi
Rasional : kolaborasi asupan nutrisi dapat membantu peningkatan nutrisi.
3.      Diagnosa 3
Gangguan eliminasi BAB/BAK berhubungan dengan penekanan pada daerah pelvis
Tujuan : pola eliminasi pasien kembali normal.
Intervensi :
§ Kaji pola eliminasi pasien, bandingkan dengan pola eliminasi sebelumnya.
Rasional : memberikan pedoman dalam penentuan tindakan.
§ Kaji factor pencetus gangguan saat berkemih/BAB.
Rasional : nyeri saat tertekannya kista dapat menjadi factor penyebab kesulitan berkemih/BAB.
§ Anjurkan pasien untuk tidak terlalu mengedan saat berkemih/BAB.
Rasional : mengedan menimbulkan tekanan pada abdomen dan mencetus nyeri yang justru mengganggu pola berkemih pasien.
§ Lakukan kateterisasi jika diinstruksikan.
Rasional : merupakan alternative pengeluaran urine yang tertahan dalam kandung kemih.
§ Kolaborasi tentang diet rendah serat.
Rasional : makan rendah serat tidak memperberat kerja usus.
4.      Diagnosa 4
Ansietas berhubungan dengan stress akibat kurangnya pengetahuan tentang penyakit dan pengobatannya.
Tujuan: Klien akan melaporkan ansietas berkurang sampai tingkat dapat diatasi
Intervensi:
§ Observasi tingkah laku yang menunjukan tingkat ansietas
Rasional: ansietas ringan  dapat ditunjukan dengan peka rangsang dan insomnia
§ Bicara singkat dengan kata yang sederhana
Rasional: rentang perhatian mgkn menjadi pendek, konsentrasi berkurang, yang membatasi kemampuan untuk mengasimilasi informasi
§ Jelaskan prosedur tindakan
Rasional: Memberikan informasi yang akurat yang dapat menurunkan kesalahan presepsi
§ Kurangi stimulasi dari luar
Rasional: Menciptakan lingkunag yang terapeutik
Daftar Pustaka
-  Anonim, 2008, A-Z Kanker Indung Telur , http://www.Conetique.com diakses 28 Mei 2008
Busmar, Boy, 2006, Kanker ovarium dalam Aziz, M. Farid, dkk., Buku Acuan Nasional Onkologi Ginekologi, Cetakan I. Yayasan Bina Pustaka Sarwono. Jakarta.
Hartini. 2008. Kista, Tumor, dan Kanker Ovarium Berhubungan Erat dengan Tingkat Kesuburan yang Rendah. http://www.berbagisehat.com  diakses 4 November 2015
- Ari. 2008. Karsinoma Ovarium. http://www.detak.org   diakses tanggal 4 November 2015
Manuaba, Ida Bagus Gde. 2005. Dasar-dasar Teknik Operasi Ginekologi. Penerbit Buku Kedokteran ECG. Jakarta
- Rasjidi, Imam, 2007, Panduan Penatalaksanaan Kanker Ginekologi Berdasarkan Evidence Base,Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
- Yatim, Faisal, 2008, Penyakit Kandungan, Edisi II. Pustaka Popouler Obor. Jakarta.
- Abeloff, Martin MD, dkk. 2004. Clinical Oncology ,Third Edition. Elsevier Churchill Livingstone.

Terimkasih sudah berkunjung ke Blog Pengetahuan. Budayakan untuk berkomentar yang baik dan sesuai dengan materi postingan, komentar yang terlalu singkat kami anggap Spam dan tidak kami tanggapi
EmoticonEmoticon