Jengkolan: Ciri-ciri atau Gejala, Tips pencegahan, dan Cara Pengobatan
| Siapa yang tidak tahu jengkol? Bagaimana dengan jengkolan? Terlepas
dari suka atau tidak, biji-bijian atau polong-polongan "sensasional"
bernama latin "Pithecolobium Jeringa" ini sudah pasti banyak dikenal di
Indonesia. Sebut saja semur jengkol, kripik jengkol, lalap jengkol, dll.
Berbagai olahannya cukup memiliki daya sihir. Salah satu kekayaan alam
tanah nusantara ini memang sulit terlepas dari tradisi, bahkan sampai
saat ini masih menjadi salah satu makanan favorit banyak masyarakat
kita.
Tidak hanya di Indonesia, tanaman jengkol juga tumbuh di beberapa negara
di Asia Tenggara. Di Malaysia, jengkol di sebut "jeringa", Myanmar
menyebutnya "da nyin thee", di Thailand dikenal sebagai "Luk Neang".
Bangsa barat menyebut makanan fenomenal yang kerap menimbulkan bau khas
ini sebagai "dog fruit".

Selain nikmat (bagi jengkolmania), jengkol juga diketahui memiliki banyak manfaat untuk kesehatan. Di antaranya untuk mencegah penyakit diabetes, juga bagus untuk kesehatan jantung. Namun, tidak jarang jengkol juga menyebabkan penyakit "legendaris" bernama "jengkolan".
Ciri-ciri atau Gejala Penyakit Jengkolan
Jengkolan, umumnya diawali pegal luar biasa di daerah pinggang. Rasa
pegal tersebut kemudian akan diikuti nyeri. Hal tersebut terjadi akibat
adanya gangguan saluran urogenital. Selain itu,
penderita jengkolan biasanya sulit untuk buang air kecil dan disertai
rasa sakit. Pada kondisi tertentu, jengkolan bisa membuat saluran
kencing tersumbat yang membuat penderita tidak bisa membuang kotoran.
Penelitian yang pakar medis asal
Jerman, seperti dikutip Prof. Dr. Ahmad Djaeni Sediatomo, menyatakan
bahwa dalam biji
jengkol terdapat ikatan organik yang disebut Jengkolic Acid atau asam
jengkol. Asam jengkol ini pada reaksi biasa dapat berbentuk ion, dan
pada reaksi netral dapat juga bersifat
molekul netral.
Kristal Jengkolic Acid tersebut seperti jarum mikroskopik atau
jarum-jarum halus yang tajam di kedua ujungnya. Jarum ini menusuk-tusuk
dinding saluran air seni.
Tips Mencegah Jengkolan?
Apakah harus memilih jengkol muda? atau jengkol tua? Sebetulnya keduanya
sama saja mengandung bahan penyebab penyakit jengkolan. Jadi sudahi
pembicaraan mengenai jengkol muda atau jengkol tua. Ini akan berhubungan
dengan cara pengolahan Jengkol itu sendiri. Berikut ini cara pengolahan jengkol agar terhindar dari jengkolan.
Pertama, jengkol yang masih mentah biasanya masih memiliki bagian
benih. Bagian tersebut harus dibuang. Setelah dibuang bagian benihnya,
belah jengkol tersebut menjadi dua bagian. Nah, potongan jengkol
tersebut hendaknya ditanam terlebih dahulu di dalam tanah yang tidak
terlalu
dalam. Biarkan Sekitar 3-4 hari. Setelah itu, jengkol siap diolah.
Cara kedua, seperti langkah pertama tadi, setelah dibuah bagian
benihnya, dan biji jengkol dibelah menjadi dua, potongan jengkol direbus
terlebih dahulu selama kurang lebih 6-7 jam. Selama proses perebusan,
buang setiap buih yang muncul sampai tampak tidak lagi berbuih. Cara ini
bagus dilakukan jika ingin mengolah jengkol menjadi rendang jengkol.
.
Cara ketiga, Akan lebih bagus, jika pada tahap perebusan tadi,
dibubuhi daun melinjo. Daun melinjo dipercaya bisa menetralisir racun
yang dibawa asam jengkol.
Jangan lupa pula untuk tidak berlebihan mengonsumsi jengkol.
Jangan lupa pula untuk tidak berlebihan mengonsumsi jengkol.
Cara Pengobatan Jengkolan secara Tradisional
Jika cara-cara pencegahan di atas tidak bekerja, tentunya harus beranjak
pada proses pengobatan. Literatur nusantara mengajarkan banyak hal
mengenai pengobatan yang bersumber dari bahan alam. Untuk penyakit
jengkolan, tradisi mengajarkan agar mengonsumsi air gula merah atau gula
jawa secara terus menerus.
Alternatif pengobatan tradisional lainnya adalah dengan mengonsumsi minuman yang mengandung gas atau soda agar air
seni berubah menjadi alkalis (basa).
Nah, Bagaimana kalau masih saja jengkolan??? Jika sakit berlanjut,
segeralah menghubungi dokter. Barangkali ada penyakit lain yang
terangsang sebagai reaksi dari asam jengkol.
Terimkasih sudah berkunjung ke Blog Pengetahuan. Budayakan untuk berkomentar yang baik dan sesuai dengan materi postingan, komentar yang terlalu singkat kami anggap Spam dan tidak kami tanggapi
EmoticonEmoticon