BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Model Konsep Keperawatan.
Model konsep menurut Dorothea Orem yang
dikenal dengan Model Self Care (perawatan diri) memberikan pengertian jelas
bahwa bentuk pelayanan keperawatan dipandang dari suatu pelaksanaan kegiatan
dapat dilakukan individu dalam memenuhi kebutuhan dasar dengan tujuan
mempertahankan kehidupan, kesehatan, kesejahteraan sesuai dengan keadaan sehat
dan sakit, yang ditekankan pada kebutuhan klien tentang perawatan diri sendiri.
Model Self Care (perawatan diri) ini
memiliki keyakinan dan nilai yang ada dalam keperawatan di antaranya dalam
pelaksanaan berdasarkan tindakan atas kemampuan. Self Care didasarkan atas
kesengajaan serta dalam pengambilan keputusan dijadikan sebagai pedoman dalam
tindakan, setiap manusia menghendaki adanya Self Care (perawatan diri) dan
sebagai bagian dari kebutuhan dasar manusia. Kebutuhan dasar manusia menurut
Abraham Maslow dalam Teori Hierarki kebutuhan masyarakat bahwa setiap manusia memiliki
lima dasar kebutuhan dasar yaitu kebutuhan fisiologis (makan, minum),
keamanan,cinta, harga diri dan aktualisasi diri. Seseorang mempunyai hak dan
tanggung jawab dalam perawatan diri sendiri dan orang lain dalam memelihara
kesejahteraan, Self Care (perawatan diri) merupakan perubahan tingkah laku
secara lambat dan terus menerus didukung atas pengalaman sosial sebagai
hubungan interpersonal (hubungan antara satu individu dengan individu lain),
hubungan interpersonal dimana ketika kita berkomunikasi, kita bukan sekedar
menyampaikan isi pesan, tetapi juga menentukan sekedar hubungan interpesonal.
Jadi ketika kita berkomunikasi kita tidak hanya menuntukan conten (isi pesan)
melainkan juga menentukan relationship (hubungan). Self Care akan meningkatkan
harga diri seseorang dan dapat mempengaruhi dalam perubahan (konsep diri).
Konsep diri merupakan representasi fisik seseorang individu, pusat inti dari
“aku” dimana semua persepsi dan pengalaman terorganisasi.
Konsep terdiri dari ada lima komponen
yaitu:
1.
Gambaran Diri
Gambaran diri adalah sikap seseorang
terhadap tubuhnya secara sadar atau tidak sadar termasuk persepsi dan perasaan
tentang ukuran dan bentuk, fungsi penampilan dan potensi tubuh saat ini dan
masa lalu. Gambaran diri ini harus realistis (nyata) karena lebih banyak
seseorang menerima dan menyukai tubuhnya akan lebih aman sehingga harga dirinya
meningkat.
Perubahan pada tubuh seperti
perkembangan payudara, perubahan suara, menstruasi. Hal ini merupakan perubahan
yang dapat mempengaruhi gambaran diri seseorang.
2.
Ideal Diri
Idel diri adalah persepsi individu
tentang bagaimana ia harus berperilaku sesuai dengan standar pribadi. Standar
ini dapat berhubungan dengan tipe orang atau sejumlah aspirasi cita-cita nilai
yang di capai. Ideal diri di mulai berkembang pada masa kanak-kanak yang di
pengaruhi oleh orang-orang penting yang memberikan tuntutan atau harapan. Pada
masa remaja, ideal diri akan di bentuk melalui proses indentifikasi pada orang
tua, guru dan teman. Ideal diri
sebaiknya di tetapkan lebih tinggi dari kemampuan individu saat ini tapi masih
dalam batas yang dapat di capai. Ini di perlukan oleh individu untuk memacu
dirinya ketingkat yang lebih tinggi.
3.
Harga Diri
Harga diri adalah penilaian
pribaditerhadap hasil yang di capai dengan menganalisa seberapa jauh periluku
memenuhi ideal diri.
Harga diri yang tinggi berakar dari
penerimaan diri tanpa syuarat sebagai individu yang berarti dan penting
walaupun salah, gagal atau kalah. Harga diri di peroleh dari penghargaan diri
sendiri dan dari orang lain yaitu perasaan dicintai, dihargai, dan dihormati.
4.
Peran
Peran adalah pola sikap, prilaku, nilai
dan tujuan yang di harapkan dari seseorang berdasarkan posisinya di masyarakat.
Posisi di massyarakat dapat menjadikan stressor terhadap peran karena stuktur
sosial yang menimbulkan kesukaran atau tuntutan posisi yang tidak mungkin
dilaksanakan.
5.
Indentitas
Indentitas adalah kesadaran diri yang
bersumber dari observasi dan penilaian yang merupakan sintesa dari semua aspek
konsep diri terhadap sebagai suatu
kesatuan yang utuh seseorang yang mempuyai perasaan indentitas yang diri
kuat adalah seseorang yang memandang dirinya berbeda dengan orang lain termasuk
persepsinya terhadap jenis kelamin, mempuyai otonomi yaitu mengerti dan percaya
diri, respek diri mampu dan menguasai diri, mengatur diri sendiri dan menerima
diri.
Dalam pemahaman konsep keperawatan
khususnya dalam pandangan dalam pemenuhan kebutuhan dasar, Orem membagi dalam
kelompok kebutuhan dasar yang terdiri dari pemeliharaan dalam pengambilan udara
(oksigenasi) yang mempunyai tiga tahap dalam proses oksigenasi yaitu ,
ventilasi (proses keluar dan masuknya udara kedalam system pernapasan), perfusi
dan difusi. Pemeliharaan dalam pengambilan air, pemeliharaan dalam pegambilan makanan,
pemeliharaan kebutuhan, proses eliminasi, pemeliharaan keseimbangan aktivitas
dan istirahat, pemeliharaan dalam keseimbangan antara kesendirian dan interaksi
sosial, kebutuhan akan pencegahan risiko pada kehidupan manusia dalam keadaan
sehat dan kebutuhan dalam perkembangan kelompok sosial sesuai dengan potensi,
pengetahuan dan keinginan manusia.
2.2 Pengertian Keperawatan Menurut Orem
Menurutnya pelayanan manusia yang
berpusat kepada kebutuhan manusia untuk mengurus diri bagaimana mengaturnya
secara terus-menerus untuk dapat menunjang kesehatan dan kehidupan, sembuh dari
penyakit atau kecelakaan dan menanggulangi akibat-akibatnya (Orem, 1971).
2.3 Teori Keperawatan Orem
Pandangan Teori Orem dalam tatanan
pelayanan keperawatan ditujukan kepada kebutuhan individu dalam melakukan
tindakan keperawatan mandiri serta mengatur dalam kebutuhannya. Dalam konsep
praktek keperawatan Orem mengembangkan tiga bentuk teori Self care di
antaranya:
2.3.1
Perawatan Diri Sendiri ( Self Care )
Dalam teori self care, Orem mengemukakan
bahwa self care meliputi Self Care itu
sendiri, yang merupakan aktivitas dan inisiatif dari individu serta
dilaksanakan oleh individu itu sendiri dalam memenuhi serta mempertahankan
kehidupan, kesehatan serta kesejahteraan.
1.
Self Care Agency, merupakan suatu kemampuan individu dalam melakukan
perawatan diri sendiri, yang dapat dipengaruhi oleh usia, perkembangan,
sosiokultural, kesehatan dan lain-lain.
2.
Adanya tuntutan atau permintaan dalam perawatan diri sendiri yang
merupakan tindakan mandiri yang dilakukan dalam waktu tertentu untuk perawatan
diri sendiri dengan menggunakan metode dan alat dalam tindakan yang tepat.
3.
Kebutuhan Self Care merupakan suatu tindakan yang ditujukan pada
penyediaan dan perawatan diri sendiri yang bersifat universal dan berhubungan
dengan proses kehidupan manusia serta dalam upaya mempertahankan fungsi tubuh.
2.3.2
Self Care Defisit
Merupakan bagian penting dalam perawatan
secara umum dimana segala perencanaan keperawatan diberikan pada saat perawatan
dibutuhkan yang diterapkan pada anak yang belum dewasa, atau kebutuhan yang
melebihi kemampuan serta adanya perkiraan penurunan kemampuan dalam perawatan
dan tuntutan dalam peningkatan self care baik secara kualitas. Dalam pemenuhan
perawatan diri serta membantu dalam proses penyelesaian masalah, Orem memiliki
metode untuk proses tersebut diantaranya bertindak atau berbuat untuk orang
lain, sebagai pembimbing orang lain,memberi support , meningkatkan pengembangan
lingkungan pribadi serta mengajarkan atau mendidik pada orang lain.
Dalam praktek keperawatan Orem melakukan
identifikasi kegiatan praktek dengan melibatkan pasien dan keluarga dalam
pemecahan masalah (contohnya, masalah yang terjadi pada pasien atau keluarga
yaitu masalah keuangan). Menentukan kapan dan bagaimana pasien memerlukan
bantuan secara teratur bagi pasien dan mengkoordinasi serta mengintegrasikan
keperawatan dalam kehidupan sehari-hari dan asuhan keperawatan diperlukan
ketika klien tidak mampu memenuhi kebutuhan biologis, psikologis, perkembangan
dan sosial.
2.3.3 Teori Sistem Keperawatan
Merupakan teori yang menguraikan secara
jelas bagaimana kebutuhan perawatan diri pasien terpenuhi oleh perawat atau
pasien sendiri yang didasari pada Orem yang mengemukakan tentang pemenuhan kebutuhan
diri sendiri kebutuhan pasien dan kemampuan pasien dalam melakukan perawatan
mandiri. Dalam pandangan teori sistem ini Orem memberikan identifikasi dalam
sistem pelayanan keperawatan diantaranya :
2.3.3.1 Sistem bantuan secara penuh
(Wholly Compensatory system)
Merupakan suatu tindakan keperawatan
dengan memberikan bantuan secara penuh pada pasien dikarenakan ketidakmampuan
pasien dalam memenuhi tindakan perawatan secara mandiri yang memerlukan bantuan
dalam pergerakan, pengontrolan, dan ambulasi serta adanya manipulasi gerakan.
Contohnya, pemberian bantuan pada pasien koma (penurunan kesadaran akibat
penyakit).
2.3.3.2 Sistem bantuan sebagian
(Partially Compensatory System )
Merupakan sistem dalam pemberian
perawatan diri secara sebagian saja dan ditujukan kepada pasien yang memerlukan
bantuan secara minimal seperti pada pasien yang post operasi abdomen dimana
pasien ini memiliki kemampuan seperti cuci tangan, gosok gigi, cuci muka akan
tetapi butuh pertolongan perawat dalam ambulasi dan melakukan perawatan luka.
Contohnya perawatan pada pasien post operasi apendikstomi(operasi pembuangan
total apendiks pada saluran pencernaan) dimana pasien tidak memiliki kemampuan
untuk melakukan perawatan pada luka bekas operasi tersebut.
2.3.3.3 Sistem Suportif dan Edukatif
Merupakan sistem bantuan yang diberikan
pada pasien yang membutuhkan dukungan pendidikan dengan harapan pasien mampu
memerlukan perawatan secara mandiri. Sistem ini dilakukan agar pasien mampu
melakukan tindakan keperawatan setelah dilakukan pembelajaran. Contoh pemberian
pendidikan kesehatan pada ibu dan bapak (keluarga) yang memerlukan informasi
tentang pengaturan kelahiran anak dengan menggunakan kontasepsi (alat mencegah
pembuahan).
2.4 Aplikasi Model Keperawatan Orem
Kasus :
Tn. J (50 th ) didiagnasis Diabetes
Melitus tipe 2 (Diabetes Tidak Tergantung Pada Insulin).Dia memiliki riwayat
hipertensi dan seorang perokok berat (30 batang/hari).
Perawatan yang dapat diberikan kepada
Tn. J berdasarkan model keperawatan Orem adalah.
1.
Udara (educative/supportif). Perawatan harus mampu memberikan penjelasan
Tn. J (50 tahun) tentang hubungan penyakit Hipertensi dengan merokok yaitu
menghisap udara yang mengandung zat kimia aktif dari rokok.
2.
Air (enducative/supportif). Perawat harus mampu meyakinkan adanya
hydration-rist yang cukup dari polidipsia (sering haus) yang memicu
Hiperglicemia (kadar gula yang tinggi dalam darah).
3.
Activity and rest (adecative/supportif). Perawat menginformasikan pada
pasien tentang kegiatan aktivitas yang cocok untuk pasien Diabetes Melitus.
4.
Elimination (educative/supportif) klien membutuhkan monitoring bagaimana
melakukan Buang Air Besar (BAB) dan Buang Air Kecil (BAK).
5.
Food (portial compensatory). Perawat menganjurkan atau mengatur pola
diet yang cocok untuk pasien dengan Hipertensi dan mengalami Diabetes Melitus
serta mengontrol gula darah setelah makan.
6.
Solitude and social interaction (partial compensatory) interaksi sosial
dengan perawat dapat memberikan perubahan interaksi dengan tingkah sosial yang
mengarah pada perilaku yang adaptif (baik).
7.
Hazard prevention (partial compensatory). Perawat memberikan pendidikan
pada pasien tentang kelebihan dan kekurangan pengobatan yang akan diambil oleh
pasien pada penyakit yang dialaminya saat ini.
8.
Promote Normality (partial compensatory). Perawat diharapkan dapat
membantu pasien untuk mengembalikan diri pada kehidupan normal pasien, sehingga
menjadi normal kembali.
2.5 Aplikasi Teori Orem
Kilen dewasa dengan diabetes militus
menurut teori self care Orem dipandang sebagai individu yang memiliki kemampuan
untuk merawat dirinya sendiri untuk memenuhi kebutuhan hidup, memelihara
kesehatan dan mencapai kesejahteraan.
Kondisi klien yang dapat mempengaruhi
self-care dapat berasal dari faktor internal (dari dalam diri individu) dan
eksternal (dari luar diri individu), faktor internal meliputi usia, tinggi
badan, berat badan, budaya/suku, status perkawinan, agama, pendidikan dan
pekerjaan. Adapun faktor luar meliputi dukungan keluarga dan budaya masyarakan
dimana klien tinggal.
Klien dengan kondisi tersebut
membutuhkan perawatan diri yang bersifat kontinun atau berkelanjutan. Adanya
perawatan diri yang baik akan mencapai kondisi yang sejahtera. Klien
membutuhkan tiga kebutuhan self care berdasarkan teori Orem yaitu:
1.
Universal self care requisites (kebutuhan perawatan diri secara
menyeluruh) kondisi yang seimbang.
2.
Development self care requisites (kebutuhan perawatan diri pengembangan)
fungsi klien sesuai dengan fungsi perannya. Perubahan fisik pada klien dengan
Diabetes Melitus antara lain menimbulkan peningkatan dalam rasa haus,
peningkatan selera makan, keletihan, kelemahan, luka pada kulit yang lama
penyembuhannya, infeksi vagina atau pandangan pada mata berakibat mata kabur.
3.
Health deviation self care requisites (kebutuhan perawatan diri
penyimpangan kesehatan) penyimpangan kesehatan seperti adanya Sindrom
Hipergilkemik (kumpulan penyakit akibat peningkatan kadar gula dalam darah) yang
dapat menimbulkan kehilangan cairan dan elektrolit (dehidrasi), hipotensi
(tekanan darah rendah) ,perubahan sensorik (perubahan pada indera perasa),
kejang-kejang, takikardi (frekuensi jantung yang meningkat) dan hemiparesis
(kelumpuhan separu badan). Klien Diabetes Melitus akan mengalami penurunan pola makan dan adanya komplikasi yang dapat
mengurangi kerharmonisan pasangan dalam melakukan hubungan intim (misal infeksi
vagina dan bagian tubuh lainnya).
Ketidakseimbangan baik secara fisik
maupun mental yang di alami oleh klien dengan Diabetes Melitus menurut Orem
disebut dengan self care-deficit. Menurut Orem peran perawat dalam hal ini
yaitu mengkaji klien sejauh mana klien mampu untuk merawat dirinya sendiri dan mengklasifisikannya
sesuai dengan klafisikasi kemampuan klien.
2.6
Deskripsi Konsep Sentral Orem
2.6.1
Manusia
Suatu kesatuan yang di pandang sebagai
fungsi secara biologis simbolik dan sosial serta berinisiasi dan melakukan
kegiatan asuhan/perawatan mandiri untuk mempertahankan kehidupan, kesehatan dan
kesejahteraan. Kegiatan asuhan keperawatan mandiri terkait dengan:
1.
Udara yaitu menghirup oksigen dan mengeluarkan karbondioksida
2.
Air
3.
Makanan
4.
Eliminasi mengeluarkan zat-zat yang tidak diperlukan oleh tubuh melalui
sekresi urin (air kencing) dan feses.
5.
Kegiatan dan istirahat
6.
Interaksi sosial
7.
Pencegahan terhadap bahaya kehidupan
8.
Kesejahteraan dan peningkatan fungsi manusia
2.6.2
Masyarakat/lingkungan
Lingkungan sekitar individu yang
membentuk sistem terintegrasi (menyatu) dan interaktif (iteraksi).
2.6.3
Kesehatan
Suatu keadaan yang dicirikan oleh
keutuhan struktur manusia yang berkembang dan berfungsi secara fisik dan jiwa
yang meliputi aspek fisik, psikologik , interpersonal dan sosial. Kesejahteraan
digunakan untuk menjelaskan tentang kondisi persepsi individu terhadap
keberadaannya. Kesejahteraan merupakan suatu keadaan dicirikan oleh pengalaman
yang menyenangkan dan berbagai bentuk kebahagiaan lain, pengalaman spiritual ,
gerakan untuk memenuhi ideal diri seseorang dan melalui personalisasi
berkesinambungan. Kesejahteraan berhubungan dengan kesehatan , keberhasilan
dalam usaha dan sumber yang memadai.
2.6.4
Keperawatan
Pelayanan yang membantu manusia dengan
tingkat ketergantungan sepenuhnya atau sebagian pada bayi, anak dan orangb
dewasa, ketika mereka, orang tua mereka, wali atau orang dewasa lain yang
bertanggung jawab terhadap pengasuhan atau perawatan pada mereka tidak lagi
mampu merawat atau mengawasi mereka. Upaya kreatif manusia ditunjukan untuk menolong
sesama. Keperawatan merupakan tindakan yang dilakukan secara sengaja dan
mempuyai tujuan suatu fungsi yang dilakukan perawat karena memiliki kecerdasan,
serta tindakan yang memungkinkan pemulihan kondisi secara manusiawi pada
manusia dan lingkungannya.
2.7
Ambulasi dan Perawatan Luka
Ambulasi dini pada pasien menjalani
latihan berjalan pertama yang dilakukan setelah proses pembedahan operasi.
Setelah melakukan proses dagling, bila pasien dalam keadaan baik-baik saja,
lalu dilanjutkan dengan tahap ambulasi dini meliputi :
1.
Pastikan tempat tidur dalam posisi terendah. Sediakan sebuah kursi untuk
berjaga-jaga kalau pasien lelah.
2.
Setelah pasien melakukan dangling tanpa rasa sakit, bantu pasien untuk
berdiri, periksa nadi pasien.
3.
Pindahkan lengan perawat kebelakang pinggang pasien dan berbalik sehingga perawat menghadap ke arah yang sama
dengan pasien.
4.
Pasien berjalan dengan jarak pendek dan kembali kesisi tempat ridur.
Jika pasien tampak lelah dan akan pingsan atau terjadi perubahan besar pada
nadi, biarkan pasien beristirahat.
5.
Jika pasien pingsan saat melaksanakan ambulasi dini:
1)
Dengan berlahan turunkan pasien ke lantai
2)
Lindungan kepala pasien
3)
Jangan mencoba menahan pasien berdiri
4)
Beri tanda untuk meminta bantuan
6.
Setelah selesai, cuci tangan dan dokumentasikan waktu (durasi) ambulasi
dini, nadi dan reaksi pasien.
Perkembangan perawatan luka (wound care)
berkembang dengan sangat pesat didunia kesehatan. Metode perawatan luka yang
berkembang saat ini adalah perawatan luka dengan menggunakan prinsip moisture
balance, dimana disebutkan daalam beberapa literature lebih efektif untuk
proses penyembuhan luka bila dibandingkan dengan metode konvensional.
Perawatan luka berbeda-beda tergantung
pada tingkat keparahan luka tersebut. Perawatan luka paling sulit tergantung
pada derajat luka. Jika luka mendalam sampai ke lapisan kulit paling dalam,
proses sembuhnya tentu saja paling lama. Seperti pada kasus luka akibat
penyakit diabetes misalnya, terdapat kasus bahwa luka tersebut harus
diamputansi. Namun tindakan amputansi ternyata bisa gagal setelah dirawat
dengan saksama dan dengan metode yang benar dan tentunya seperti pada kasus
luka akibat diabetes tergantung pada kedisiplinan perawatan. Untuk itu harus
diperkenalkan pada masyarakat bahwa telah ada program perawatan dirumah atau
home care dengan perawatan datang kerumah.
2.8
Riset Keperawat Atas Dasar Teori Orem
Berikut ini merupakan riset yg
berhubungan dengan teori orem:
“APLIKASI TEORI SELF-CARE DEFICIT OREM
DALAM KONTEKS TUNA WISMA (THE APPLICATION OF OREM’S SELF CARE DEFICIT IN
HOMELESS SETTING) OLEH MEGAH ANDRIYANI”
Kesehatan tuna wisma menjadi tanggung
jawab pemerintah dan semua pihak untuk menciptakan derajat kesehatan warga
negara yang optimal. Tuna wisma juga merupakan klien yang patut mendapat
perhatian khusus bagi perawat kesehatan komunitas.Teori Perawatan Diri banyak
digunakan dalam ilmu keperawatan untuk memberikan kerangka kerja konseptual
sebagai panduan praktik dan membangun pengetahuan perawatan diri melalui riset.
Orem mendeskripsikan perawatan diri sebagai tindakan yang berkesinambungan yang
diperlukan dan dilakukan oleh orang dewasa untuk mempertahankan hidup,
kesehatan dan kesejahteraan. Teori ini juga digunakan dalam konteks tuna wisma
oleh banyak ahli. Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan konsep Teori
Perawatan Diri Orem, mendeskripsikan kondisi perawatan diri tuna wisma, dan mengaplikasikan Teori
Perawatan Diri Orem dalam konteks tuna wisma.
“HUBUNGAN TINGKAT SELF CARE DENGAN
KEJADIAN KOMPLIKASI PADA PASIEN DM TIPE 2 DI RUANG RAWAT INAP RSUD OLEH SILVIA
JUNIANTY”
Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit
kronis bila disertai komplikasi diabetik. Self care terdiri atas pengontrolan
gula darah, insulin/Obat Anti Diabetes, perencanaan makan, olahraga, dan
penanganan hipoglikemik dalam pengelolaan DM menjadi tidak efektif akibat
pemahaman yang bervariasi. Penelitian bertujuan mengetahui hubungan antara
tingkat self care dengan kejadian komplikasi pada pasien DM tipe 2. Jenis penelitian
deskriptif korelasi yang menggunakan teknik purposive sampling dengan sampel
sejumlah 55 orang. Pengumpulan data
menggunakan kuesioner self care inventory revised (SCI-R). Analisis univariat
menggunakan skor T, sedangkan bivariat menggunakan korelasi chi square. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pasien tingkat self care tinggi atau rendah dapat
menyebabkan kejadian komplikasi yang ditunjukkan melalui hubungan yang rendah
dan pasti. Peran perawat adalah sebagai advokat dan edukator dalam melindungi
hak pasien dan memberikan informasi tentang pentingnya penerapan self care
dalam kehidupan sehari-hari.
1 komentar so far
If you'd like an alternative to casually approaching girls and trying to figure out the right thing to do...
If you'd rather have women chase YOU, instead of spending your nights prowling around in filthy bars and night clubs...
Then I encourage you to watch this short video to uncover a strange little secret that has the potential to get you your own harem of attractive women:
FACEBOOK SEDUCTION SYSTEM!!!
Terimkasih sudah berkunjung ke Blog Pengetahuan. Budayakan untuk berkomentar yang baik dan sesuai dengan materi postingan, komentar yang terlalu singkat kami anggap Spam dan tidak kami tanggapi
EmoticonEmoticon