A.
Pengkajian
Pengkajian
dilakukan pada tanggal 17 Maret 2012 jam 16.00 WIB.
1. Biodata
a.
Identitas pasien
Nama
: Tn. S
Umur
: 70 tahun
Jenis
kelamin : Laki-laki
Pekerjaan
: Swasta
Pendidikan
: Smp
Alamat
: Ketapang Rt 22 Rw 07 Kendal
No.
Register : 249267
Diagnosa
Medis : Post op EKEK+IOL hari pertama
Tanggal
operasi : 17 Maret jam 09.00 wib
2. Riwayat Kesehatan
a.
Keluhan utama Nyeri pada mata kiri terasa ada yang mengganjal.
b.
Riwayat penyakit sekarang
Klien
mengeluh mata kirinya kabur sejak 1 tahun yang lalu.Klien didiagnosa mengalami
katarak senilis matur. Saat ini klien dirawatinap di ruang KENANGA RSUD dr.
ISKAK dan telah 43 menjalani operasi ekstraksi katarak ekstrakapsular dengan
pemasangan IOL pada tanggal 17 Maret 2012 jam 09.00.
3. Pola fungsi kesehatan menurut Gordon
a.
Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Sebelum
sakit : klien merasa kesehatan adalah hal yang penting.Klien mandi 2 kali
sehari, gosok gigi 3 kali sehari,ganti baju 2 kali sehari.Jika sakit,
klienmemeriksakan dirinya ke dokter.
Selama
sakit : klien didiagnosa mengalami katarak senilis maturdan telah menjalani
operasi pada mata kiri. Matakiri diganti balutannnya setiap hari dan setiap
4jam diberi tetesan C.xytrol 1 tetes.
b.
Pola nutrisi dan metabolik
Sebelum
sakit : klien makan 3 kali sehari dengan komposisi nasi,lauk, sayur, ditambah
makanan ringan atau buahbuahan.1 porsi habis.Klien minum ± 1 liter airputih
sehari dan ditambah 1 gelas teh setiap pagi.
Selama
sakit : Klien makan 3 kali sehari dengan komposisi nasi,lauk, sayur, dan buah.
1 porsi habis yangdisediakan RS. Klien minum ± 1 liter air putihsehari ditambah
200cc teh atau susu setiap pagiyang disediakan RS.
c.
Pola eliminasi
Sebelum
sakit : klien BAB 2 hari sekali. Konsistensi kuning,lembek, bau khas. Klien BAK
3-4 kali seharidengan konsistensi kuning, jernih, bau khas.Selama sakit :
setelah operasi klien belum BAB. Klien BAK 3-4kali sehari.Konsistensi jernih,
kuning, bau khas.
d.
Pola aktivitas
Sebelum
sakit : klien melakukan aktivitas sehari-hari dirumah.Sebagai pensiunan, klien
menghabiskan waktunyauntuk membersihkan rumah, membaca, danmenghabiskan waktu
bersama keluarganya.
Selama
sakit : klien belum bisa melakukan aktivitas sepertibiasanya karena diharuskan
bedrest total selama24 jam setelah menjalani operasi. Aktivitas kliendibantu
keluarga.
e.
Persepsi dan Kognitif
Sebelum
sakit : klien mengatakan penglihatannya tergangguterutama pada mata kiri.
Terasa kabur dan tidakjelas. Klien juga mengeluh silau jika terkena sinar
yang
terang sejak 1 tahun yang lalu.
Selama
sakit : klien mengeluh nyeri terasa cekot-cekot pada matakiri, skala nyeri 7,
intermitten, bertambah bilaberaktivitas. Klien merasa tidak nyaman denganadanya
balutan.Klien mengatakan penglihatannyabelum membaik, masih terasa kabur dan
terasaada benda yang mengganjal pada mata kirinya.
f.
Pola istirahat tidur
Sebelum
sakit : klien tidur sekitar 2 jam pada siang hari (pukul13.00-14.00) dan 6 jam
pada malam hari (pukul22.00-04.00).
Selama
sakit : klien tidur sekitar 6-7 jam sehari. Tidak adakeluhan dalam istirahat
dan tidur.Klien tidurdengan leher diganjal bantal pasir untukmencegah
peningkatan TIO.
g.
Pola hubungan dengan orang lain
Sebelum
sakit : hubungan denagn orang lain baik. Tidak adahambatan.
Selama
sakit : hubungan dengan keluarga baik. Hubungandengan sesama pasien dan perawat
juga baik.Orang terdekat klien adalah anak perempuannya.
h.
Pola reproduksi dan seksual
Klien
tidak memikirkan seksualitasnya selama dirawat di rumah sakitkarena klien juga
seorang duda.
i.
Pola mekanisme koping
Klien
merasa optimis akan sembuh. Klien selalu berdiskusi dengananak-anaknya demi
kepentingan kesembuhan penyakitnya saat ini.
j.
Pola nilai dan kepercayaan
Pasien
pemeluk agama Islam dan ia taat beribadah. Ia yakin bahwaAllah SWT akan memberi
kesembuhan pada dirinya. Sebelum dirawatdi RS pasien taat beribadah yaitu
selalu menjalankan sholat 5 waktudalam sehari.Selama di rawat di RS, klien
tetap menjalankan ibadahshalat 5 waktu dan berdzikir.
4. Pemeriksaan Fisik
a.
Keadaan umum
Kesadaran
composmentis, klien post operasi OS EKEK+IOL haripertama, tanda-tanda vital TD
: 120/90 mmHg, temperatur : 36, 40 C, nadi: 100 kali/ menit, pernafasan : 24
kali/ menit.
b.
Kulit
Sawo
matang, turgor baik, tidak ada luka, akral dingin, CRT < 2 detik.
c.
Kepala
Bentuk
mesochepal, rambut tidak mudah dicabut, rambut hitam danberuban,
bergelombang.Kulit kepala bersih.
d.
Mata
Terdapat
luka post operasi dengan balutan dan terpasang DOP padamata kiri. Jahitan pada
kornea, oedema di daerah mata kiri.Lukabersih, tidak ada pus ataupun rembesan
darah.
e.
Telinga
Simetris,
bersih, tidak ada sekret maupun alat bantu pendengaran,pendengaran pasien masih
dalam batas normal dan saat diajak bicarapasien mudah menangkap dengan
intensitas suara sedang.
f.
Mulut
Mulut
bersih dan tidak bau, tidak menggunakan gigi palsu dan tidakada caries gigi
walaupun gigi pasien sudah ada yang tanggal.Mukosabibir lembab.
g.
Leher
Tidak
ada massa, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, kelenjar limfe,tonsil. tidak
ada peningkatan vena yugularis dan tidak ada nyeri telan.
h.
Dada
Bentuk
simetris kanan dan kiri, tidak ada luka maupun penggunaanotot bantu pernapasan.
-
Paru : Pergerakan simetris, suara napas vesikuler, redup, tidakada ronchi, weezhing,
maupun mengi.
-
Jantung : Suara jantung S1 dan S2, irama teratur, tak ada gallopataupun murmur.
i.
Abdomen
Berbentuk
datar, tympani, bising usus aktif 5kali/menit, tidak ada asites, tidak
adadistensi abdomen, tidak ada nyeri tekan dannyeri lepas.
j.
Genetalia
Tidak
ada hemoroid dan tidak terpasang kateter.
k.
Ekstremitas
Bersih,
turgor baik, tidak ada edema, tidak terpasang infus, koordinasigerak dan
keseimbangan baik, capillary refill time < 2 detik.
5. Pemeriksaan Penunjang
a.
Pemeriksaan oftalmoskopi (24 februari 2010)
VOD:
6/30, VOS: 2/60
Palpebra:
oedem (+)
Konjungtiva:
hipereremis (-)
Kornea:
oedem (+), DF/ jahitan rapat
Iris:
kripte (+), synekia (-)
Pupil:
bulat, diameter 3 mm RP (+)/N
Lensa:
pseudofuki IOL ditempat, pigmen iris
b.
Therapy
1.
C. Xytrol 4x1 tetes Deuleus sinistra
2.
Amoxicillin 3x500 mg
3.
Asam mefenamat 3x500 mg
4.
Ganti balut 1 kali sehari
B.
Analisa Data
Tgl
No Data (DS dan DO) Masalah Etiologi
No
|
Symtom
|
Etiologi
|
Problem
|
1
|
DS
:
Klien
mengeluh nyeri cekot cekot pada mata kiri, skala 7,
terasa
hilang- timbul selama sekitar 1 menit, bertambah bila beraktivitas
DO
:
-
Luka post operasi hari
pertama
dengan balutan dan
terpasang
DOP pada mata
kiri
-
Terdapat jahitan pada kornea
-
TD: 120/90 mmHg, Nadi
100
kali/ menit, pernapasan
24 kali/ menit, suhu
36, 40 C
|
Post operatif
↓
Prosedur pembedahan
EKEK+IOL
↓
Prosedur invasive
↓
Adanya luka
pembedahan
↓
Gangguan Rasa Nyaman:
Nyeri
|
G3 rasa nyaman ( nyeri ) b/d adanya luka
pembedahan
|
2
|
DS :
- Klien mengeluh nyeri pada
mata kiri yang telah dioperasi
DO :
- Klien post operasi OS EKEK+IOL
hari pertama
- Terdapat luka operasi dengan
balutan dan terpasang DOP pada mata kiri
- Luka bersih, tidak ada pus
maupun
rembesan darah
|
Post operatif
↓
Prosedur pembedahan EKEK+IOL
↓
Prosedur invasive
↓
Adanya luka pembedahan
↓
Resiko Tinggi Infeksi
↓
Cemas ( rasa nyaman )
|
G3
rasa nyaman (cemas) b/d resiko tinggi infeksi
|
C.
Diagnosa Keperawatan
1.
Gangguan rasa nyaman: nyeri (akut) berhubungan dengan adanya luka pembedahan
2.
Gangguan rasa aman : cemas berhubungan dengan resiko tinggi infeksi
D.
Intervensi Keperawatan
1.
Gangguan rasa nyaman: nyeri (akut) berhubungan dengan adanya luka pembedahan
1. BHSP
R/ menjalin hubungan
terapeutik antara perawat dan pasien
2. kaji status nyeri pasien
R/
mengetahui skala nyeri yang dirasakan pasien
3. Ajarkan menggunakan teknik
manajemen nyeri : napas dalam dan latihan relaksasi
R/ Meningkatkan
relaksasi dan koping. Menurunkan TIO
4.
Berikan analgesic resep sesuai advis dokter. Evaluasi keefektifannya. Beri tahu
dokter
bila
nyeri menetap setelah pemberian pengobatan
R/
Analgesik memblokir jaras nyeri.Ketidaknyamanan menetap menandakan komplikasi
dan perlu penanganan segera.
2.
Gangguan rasa aman : cemas berhubungan dengan resiko tinggi infeksi
1. BHSP
R/ menjalin hubungan
terapeutik antara perawat dan pasien
2. Observasi tanda terjadinya
infeksi.
R/ Infeksi memerlukan
upaya intervensi.
3. Ganti balutan dengan teknik
aseptik.
R/
Teknik aseptic yang tepat menurunkan resiko penyebaran bakteri dan kontaminasi
silang
4. Berikan pendidikan kesehatan
tentang post operasi
R/ mengurangi kecemasan
pasien
E.
Implementasi Keperawatan
1.
Gangguan rasa nyaman: nyeri (akut) berhubungan dengan adanya luka pembedahan
1. BHSP
a. SKS ( Sentuhan Kasih
Sayang )
2. kaji status nyeri pasien
b. Mengkaji
karakteristik nyeri pasien
3. Ajarkan menggunakan teknik
manajemen nyeri : napas dalam dan latihan relaksasi
c. mengajarkan
menggunakan tehnik napas dalam dan latihan relaksasi
4.
Berikan analgesic resep sesuai advis dokter. Evaluasi keefektifannya. Beri tahu
dokter
bila
nyeri menetap setelah pemberian pengobatan
d. memberikan analgesic
penghilang nyeri dan memberi tahu dokter bila nyeri
menetap
2.
Gangguan rasa aman : cemas berhubungan dengan resiko tinggi infeksi
1. BHSP
a. SKS ( Sentuhan Kasih
Sayang )
2. Observasi tanda terjadinya
infeksi.
b. mengobservasi tanda
terjadinya infeksi
3. Ganti balutan dengan teknik
aseptik
c. mengganti balutan dengan teknik aseptik
4. Berikan pendidikan kesehatan
tentang post operasi
d. memberikan pendidikan
kesehatan tentang post operasi
F.
Evaluasi Keperawatan
·
Kembalinya fungsi
fisiologis pada seluruh system secara normal
·
Tidak terjadi
komplikasi pasca bedah
·
Pasien dapat
beristirahat dan memperoleh rasa nyaman
·
Tidak terjadi luka
operasi
·
Hilangnya rasa cemas
·
Meningkatnya konsep
diri pasien
A.
Pengertian Mobilisasi
Mobilisasi
adalah kemampuan seseorang untuk bergerak secara bebas, teratur untuk memenuhi
kebutuhan hidup sehat menuju kemandirian
Mobilisasi
:
1.
Aktif
Yaitu
latihan pada tulang dan sendi yang dapat dilakukan sendiri tanpa bantuan
perawata atau keluarga
2.
Pasif
Mobilisasi
pasif adalah latihan yang diberikan pada klien yang mengalami kelemahan otot lengan
maupun otot kaki berupa latihan pada tulang dan sendi dimana klien tidak dapat
melakukannya sendiri, sehingga klien memerlukan bantuan perawat atau keluarga.
Mobilisasi Pasif ini sebaiknya dilakukan sejak hari pertama klien tidak
diperkenankan meninggalkan tempat tidur atau klien yang jarang bergerak
sehingga terjadi kekakuan pada otot, maka dalam hal ini dilakukan mobilisasi
pasif
B.
Manfaat Mobilisasi
Memelihara fleksibilitas dari tulang dan sendi
Menjaga agar tidak terjadi kerapuhan tulang
Meningkatkan kekuatan otot
C.
Hal – Hal yang Harus Diperhatikan Dalam Mobilisasi
Perhatikan keadaan umum penderita, apakah merasa kelelahan, pusing atau
kecapaian
Pastikan cincin dan perhiasan dilepas untuk menghindari terjadinya pembengkakan
dan luka
Pastikan pakaian dalam keadaan longgar
Jangan lakukan pada penderita patah tulang
Jangan lakukan latihan fisik segera setelah penderita makan
Gunakan gerakan badan yang benar untuk menghindari ketegangan atau luka pada
penderita
Gunakan kekuatan dengan pegangan yang nyaman ketika melakukan latihan
Gerakan bagian tubuh dengan lancar, pelan dan berirama
Hindari gerakan yang terlalu sulit
Jika kejang pada saat latihan, hentikan
Jika terjadi kekakuan tekan pada daerah yang kaku, teruskan latihan dengan
perlahan
D.
Gerakan – gerakan Mobilisasi
1.
Pergerakan bahu
Pegang pergerakan tangan dan siku penderita, lalu angkat selebar bahu, putar ke
luar dan ke dalam
Angkat tangan gerakan ke atas kepala dengan di bengkokan, lalu kembali ke posisi
awal
Gerakan tangan dengan mendekatkan lengan kearah badan, hingga menjangkau tangan
yang lain
2.
Pergerakan siku
Buat sudut 90 0 pada siku lalu gerakan lengan keatas dan ke bawah dengan
membuat gerakan setengah lingkaran
Gerakan lengan dengan menekuk siku sampai ke dekat dagu
3.
Pergerakan tangan
Pegang tangan pasien seperti bersalaman, lalu putar pergelangan tangan
Gerakan tangan sambil menekuk tangan ke bawah
Gerakan tangan sambil menekuk tangan keatas
4.
Pergerakan jari tangan
Putar jari tangan satu persatu
Pada ibu jari lakukan pergerakan menjauh dan mendekat dari jari telunjuk, lalu
dekatkan pada jari – jari yang lain.
5.
Pergerakan kaki
Pegang pergelangan kaki dan bawah lutut kaki lalu angkat sampai 30 o lalu putar
Gerakan lutut dengan menekuknya sampai 90 o
Angkat kaki lalu dekatkan kekaki yang satu kemudian gerakan menjauh
Putar kaki ke dalm dan ke luar
Lakukan penekanan pada telapak kaki keluar dan kedalam
Jari kaki di tekuk – tekuk lalu di putar
6.
Pergerakan Leher
Pegang pipi pasien lalu gerakan kekiri dan kekanan
Gerakan leher menekuk kedepan dan kebelakang
Terimkasih sudah berkunjung ke Blog Pengetahuan. Budayakan untuk berkomentar yang baik dan sesuai dengan materi postingan, komentar yang terlalu singkat kami anggap Spam dan tidak kami tanggapi
EmoticonEmoticon