Makalah Tentang ETIKA

BAB I
PEMBAHASAN
A. Latar Belakang
Di zaman modern
ini, masalah etika di
Indonesia mulai mengalami
penurunan. Sebagian besar
masyarakat mulai
mengabaikan persoalan
erikanya. Terutama etika
dalam pergaulan. Hal ini
terjadi di akibatkan
masuknya ajaran-ajaran barat
yang akhirnya mengikis ada
budaya masyarakat Indonesia
secara perlahan-perlahan.
Etika adalah sebuah
refleksi kritis dan rasional
mengenai nilai dan norma
moral yang menentukan dan
terwujud. Nilai yang
terkandung dalam ajaran
berbentuk petuah-petuah,
nasihat, wejangan peraturan,
perintah dan semacamnya.
Pada dasarnya memberi kita
orientasi bagaimana dan
kemana kita harus melangkah
dalam hidup ini.
B. Rumusan Masalah
1. Defenisi etika
2. Pembagian etika
3. Sistematika etika
4. Pendapat dan aliran dalam
etika
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Etika
Etika adalah sebuah
refleksi kritis dan moral yang
menentukan dan terwujud
dalam sikp dan dola perilaku
hidup manusia, baik secara
pribadi maupun kelompok.
Menurut Magnis
Suseno, etika adalah sebuah
ilmu dan bukan suatu ajaran.
Moralitas adalah
sistem nilai tentang
bagaimana kita harus hidup
secara baik sebagai manusia.
Sistem nilai ini terkandung
dalam ajaran berbentuk
petuah-petuah, nasihat,
wejangan peraturan, perintah
dan semacamnya yang
bersifat turun temurun.
Jadi moralitas adalah
petunjuk konkrit yang siap
pakai tentang bagaimana kita
harus hidup sedangkan etika
adalah perwujudan secara
kritis dan rasional ajaran
moral yang siap pakai itu.
Pada dasarnya
keduanya memberi kita
orientasi bagaimana dan
kemana kita harus melangkah
dalam hidup ini. Tetapi
bedanya moralitas langsung
mengatakan “inilah caranya
harus melangkah”,
Sedangkan etika justru
mempersoalkan “apakah
harus melangkah dengan cara
ini dan mengapa harus
dengan cara ini”
B. Pembagian Etika
Dalam kaitannya
dengan nilai dan norma, kita
menemukan 2 macam etika:
v Etika deskriptif, berbicara
mengenai fakta apa
adanya, yakni mengenai
nilai dan pola prilaku
manusia sebagai suatu
fakta yang terkait dengan
situasi dan realitas
konkrit yang membudaya
v Etika normatif, berbicara
mengenai norma-norma
yang menentukan tingkah
laku manusia, serta
memberi penilaian dan
himbauan kepada
manusia untuk bertindak
sebagaimana seharusnya
berdasarkan norma-
norma.
Perbedaannya adalah
etika deskriptif memberi
fakta sebagai dasar untuk
mengambil keputusan
tentang perilaku dan sikap
yang mau diambil
sedangkan etika normatif
memberi penilaian sekaligus
memberi norma sebagai
dasar dan kerangka tindakan
yang diputuskan.
Secara umum norma
dapat dibedakan menjadi 2
yaitu:
v Norma khusus, contohnya
bermain bola
v Norma umum, terdiri dari:
Ø Norma sopan santun,
contohnya cara
bertemu, makan,
duduk dan
sebagainya
Ø Norma hukum, lebih
tegas dan pasti
karena dijamin oleh
hukum terhadap para
penggarnya
Ø Norma moral, yakni
aturan mengenai
sikap dan perilaku
manusia sebagai
manusia.
Penilaiannya bukan
berdasarkan profesi
tetapi manusia yang
menjalankan profesi
tertentu.
C. Sistematika Etika
Etika secara umum
dapat dibagi menjadi 2
kategori:
v Etika umum, berbicara
mengenai kondisi-kondisi
dasar bagaimana manusia
bertindak secara etis,
mengambil keputusan
secara etis serta tolak
ukur dalam menilai baik
buruknya suatu tindakan.
v Etika khusus, merupakan
penerapan prinsip-prinsip
moral dasar dalam bidang
kehidupan yang khusus.
Penerapan seperti
“bagaiman saya
mengambil keputusan
dan bertindak dalam
bidang kehidupan dan
kegiatan khusus yang
lakukan yang didasari
olah cara, teori dan
prinsip moral dasar”
Ø Etika individual,
menyangkut
kewajiban dan sikap
manusia terhadap
dirinya sendiri
Ø Etika sosial, berbicara
mengenai kewajiban,
sikap dan pola
perilaku manusia
sebagai anggota
manusia
D. Pendapat dan Aliran dalam
Etika
1. Etika Deontology
Deontolgi berarti
kewajiban (duty)
maksudnya bahwa
manusia ditekankan
untuk berbuat baik.
Menurut etika ini suatu
tindakan dikatakan baik
bukan nilai berdasarkan
akibat atau tujuan baik
dari tindakan itu,
melainkan berdasarkan
tindakan itu sendiri
sebagai baik pada dirinya
sendiri.
Menurut
Immanuel Kant (1764 –
1804), kemauan baik
harus dinilai baik pada
dirinya sendiri terlepas
dari apa pun juga. Dalam
menilai seluruh tindakan
kita, kemauan baik harus
selalu dinilai paling
pertama dan menjadi
kondisi dari segalanya.
Ada 2 pokok yang
ditekankan oleh Kant:
v Tidak ada di dunia ini
yang dianggap baik
tanpa kualifikasi
kecuali kemauan
baik.
v Tindakan yang baik
adalah tindakan yang
dijalankan demi
kewajiban.
2. Etika Teleologis
Teori ini
mengukur baik buruknya
suatu tindakan
berdasarkan tujuan yang
mau dicapai atau
berdasarkan akibat yang
ditimbulkan oleh
tindakan tersebut.
Ada 2 aliran etika
teleologis
v Egoism
Menurut aliran yang
dapat dinilai baik itu
adalah sesuatu yang
memberi mandaat
bagi kepentingan diri,
kepada vakunya.
Sebab itu orang
seperti ini disebut
egoisme
v Utilitarianisme
Paham ini menilai
baik dan tidaknya,
susila atau tidak
susilanya sesuatu,
ditinjau dari segi
kegunaan atau faedah
yang didatangkannya.
Dikenalkan ada 2
jenis yaitu:
Ø Utilisme Individual
Paham ini
menganggap
seseorang boleh
bersikap sesuai
dengan situasi
yang
menguntungkan
dirinya. Jadi
boleh berpura-
pura hormat,
bersikap menjilat
asalkan
perbuatan
membwa
keuntungan bagi
individu
Ø Utilisme Sosial
Paham ini
beranggapan
demi untuk
kepentingan
orang banyak
tidak ada
berdusta, tidak
apa bermulut
manis. Dipakai
dalam
kelangkaan
politis atau
diplomatik
Egoism menilai
baik buruknya suatu
tindakan berdasarkan
tujuan dan akibat dari
tindakan bagi diri sendiri,
sedangkan utilisme
menilai baik buruknya
suatu tindakan
berdasarkan tujuan dan
akibat dari tindakan bagi
banyak orang
3. Universitas
Berarti umum.
Universalisme sebagai
ajaran etika berarti
sesuatu dapat dinilai baik
bila dapat memberikan
kebaikan kepada orang
banyak. Universalisem
berarti memikirkan
kepentingan umum
dimana kepentingan
individu tidak terpadat di
dalamnya.
4. Intuitionisme
Berasal dari
kata intuition: ilham,
bisikan kalbu. Paham ini
berpendapat bahwa baik
buruknya atau susah
tidaknya dapat
merupakan suatu
pertimbangan rasa yang
timbul dari bisikan kalbu.
Bukan merupakan
pemikiran secara analisis
tapi dengan jalan
perenungan dan semadi.
Menurut
psikologi dan sosiologi,
ada 2 sumber kekuatan
yang mempengaruhi
perbuatan dan kelakuan
seseorang:
Ø Ekstern : pengaruh
pergaulan, ajaran/
pendidikan,
kebudayaan
Ø Intern  : pengaruh cara
berpikir, karsa/
kemauan, insting, dan
kejiwaan.
5. Hedonism
Berasal dari kiat
hedone : pleasure :
kesenangan. Prinsipnya
bahwa sesuatu dianggap
baik sesuai dengan
kesenangan yang
didatangkan. Jadi semua
yang mendatangkan
kesusahan dianggap tidak
baik.
Pengatnut
ajaran ini biasanya boros
dan memburu
kesenangan tanpa melihat
halal-haramnya
6. Eudemonisme
Berasal dari
kata eudaemonisme :
happy : bahagia, dengan
menitik beratkan pada
rasa.
Prinsip ajaran
menilai baik buruk
sesuatu berdasarkan ada
tidaknya kebahagiaan
yang didatangkan. Walau
menempuh jalan yang
susah tapi didapatkan
perasaan bahagia maka
cara ini dianggap baik
oleh aliran ini.
7. Altruisem
Berasal dari
kata alteri : others :
prinsipnya
mengutamakan
kepentingan orang
sebagai lawan
kepentingan diri sendiri.
8. Tradisional
Berasal dari
kata tradisional :
kebiasaan, adat-istiadat.
Menurut paham ini susah
tidaknya dinilai dari
sebagai kebiasaan atau
adat istiadat yang
berlaku. Apa yang
memperkukuh tradisi
dianggap baik dan yang
menentang dianggap
tidak baik.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Etika adalah sebuah
refleksi kritis dan rasional
mengenai nilai dan norma
moral yang menentukan dan
terwujud dalam sikap dan
pola perilaku hidup manusia,
baik secara pribadi maupun
kelompok.
Dalam kaitannya
dengan nilai dan norma, kita
menemukan 2 macam etika,
yaitu etika deskriptif dan
etika normatif. Adapun
sistematika etika juga di bagi
menjadi 2 kategori, yaitu
etika umum dan etika
khusus.
Sedangkan pendapat
dan aliran dalam etika
terbagi atas 8 bagian, yaitu:
1. Etika edontologi
2. Etika teleologis
3. Etika universalisme
4. Etika intunisionisme
5. Etika hedonism
6. Etika eudemonisme
7. Etika altruisme
8. Etika tradisionalisme
B. Saran
Dalam pergaulan
sehari-hari di kita dituntut
memiliki etika yang baik agar
dapat hidup berdampingan
secara damai dan harmonis
dengan orang lain yang
memiliki adat, budaya, suku,
ras, agama dan keyakinan
yang berbeda dengan kita.
Sumber : normal khotimah

Terimkasih sudah berkunjung ke Blog Pengetahuan. Budayakan untuk berkomentar yang baik dan sesuai dengan materi postingan, komentar yang terlalu singkat kami anggap Spam dan tidak kami tanggapi
EmoticonEmoticon